wong tani

Sabtu, 05 Juni 2010

PENGARUH PEMBUNGKUSAN TERHADAP PERKEMBANGAN JAMBU BIJI

PENGARUH PEMBUNGKUSAN TERHADAP PERKEMBANGAN JAMBU BIJI

Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebarke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering disebut
juga jambu klutuk, jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut kemudian dilakukan persilangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain, sehingga akhirnya mendapatkan hasil yang lebih besar dengan keadaan biji yang lebih sedikit bahkan tidak berbiji yang diberi nama jambu Bangkok karena proses terjadinya dari Bangkok.
Dari sejumlah jenis jambu biji, terdapat beberapa varietas jambu biji yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomisnya yang relatif lebih tinggi diantaranya:
1) Jambu sukun (jambu tanpa biji yang tumbuh secara partenokarpi dan bila tumbuh dekat dengan jambu biji akan cenderung berbiji kembali).
2) Jambu bangkok (buahnya besar, dagingnya tebal dan sedikit bijinya, rasanya agak hambar). Setelah diadakan percampuran dengan jambu susu rasanya berubah asam-asam manis.
3) Jambu merah.
4) Jambu pasar minggu.
5) Jambu sari.
6) Jmabu apel.
7) Jambu palembang.
8) Jambu merah getas.
Manfaat jambu buji yakni:1) Sebagai makanan buah segar maupun olahan yang mempunyai gizi dan mengandung vitamin A dan vitamin C yang tinggi, dengan kadar gula 8%. Jambu biji mempunyai rasa dan aroma yang khas disebabkan oleh senyawa eugenol.2) Sebagai pohon pembatas di pekarangan dan sebagai tanaman hias.3) Daun dan akarnya juga dapat digunakan sebagai obat tadisional.4) Kayunya dapat dibuat berbagai alat dapur karena memilki kayu yang kuat dan keras.
Jambu biji dibudidayakan di negara-negara seperti Jepang, Malaysia, Brazilia dan lain-lain. Di Indonesia, Pulau Jawa merupakan sentra penanaman buah jambu terbesar antara lain di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Sentra produksi yang lain adalah Sumatera dan Kalimantan. Pada tahun-tahun terakhir ini jambu biji telah berkembang dan kemudian muncul jambu Bangkok yang dibudidayakan di kota Kleri, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Syarat tumbuh tanaman ini adalah:
1) Dalam budidaya tanaman jambu biji angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga.
2) Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
3) Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli- September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan.
4) Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu bij.

Rumusan masalah
 Apa pengaruh pembungkusan terhadap perkembangan jambu biji?
 Apa yang terjadi pada jambu biji yang telah bungkus?
 Perbedaan apa yang terjadi pada jambu biji yang dibungkus dan tidak dibungkus

Metodologi
Bahan dan alat:
 Kertas
 Plastik
 Satples/pengikat

Cara kerja
1. Memilih buah yang akan dibungkus
2. Measangkam kerts pada jambu biji
3. Kertas di staples atau di ikat agar tidak lepas dari jambu biji
4. Setelah dibungkus dengan kertas kemudian ditutup dengan plastik
5. Menunggu beberapa minggu dan kemudian liat hasilnya

Melakukan pengendalian hama penyakit pada pohon (embun upas)dan pembungkusan buah.
- Introduksi tanaman baru 8000 pohon (tahun 2005), 2500 pohon (tahun 2006) dan 5800 pohon (tahun 2007, belum ditanam).
- Jumlah pohon yang mati sebanyak 2800 pohon karena kekeringan/ kemarau panjang.
-Jumlah pohon hidup sebanyak 7700, dan sudah mulai berbuah sampai dengan november 2007 sebanyak 1200 kg, sedangkan pohon existing (umur 5-10 tahun) menghasilkan 9000 kg.
- Pendampingan perbibitan jambu biji(telah menyemaikan bibit batang bawah sebanyak 7000 polybag, berumur 6 bulan
Mengadakan gerakan pengendalian lalat buah di 3 kelompok tani dengan
menggunakan sex pheromone dan pembungkusan buah. Gerakan ini diinisiasi oleh tim Prima Tani dan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Sebagai langkah awal petani di beri bantuan alat dan bahan pengendali lalat buah untuk dipasang di masing-masing kebun kelompok. Untuk selanjutnya petani secara swadaya memasang sendiri perangkap lalat buah di kebun masing-
Masing
untuk mengurangi serangan lalat buah. Pembungkusan buah dilakukan saat buah berumur 1,5-2 bulan. Setiap bungkus berisi satu buah belimbing. Disamping itu juga digunakan perangkap (trap) yang berasal dari buah belimbing itu sendiri yaitu dengan cara tidak membungkus beberapa buah belimbing dalam satu pohon terutama buah yang jelek. Drew (1987) melaporkan bahwa lalat buah merupakan hama yang sangat polipag artinya dapat menyerang pada berbagai jenis buah-buahan antara lain mangga, belimbing, jambu air, jambu biji, nangka, jeruk, durian, dan melon. Sarwono (2002) melaporkan bahwa hama lalat buah persentase serangannya sangat tinggi pada beberapa jenis tanaman buah- buahan antara lain blimbing (> 70%), jambu air (> 70 %), jambu biji(< 30 %), mangga ( 30 – 70 %). Pada tanaman tertentu apabila tidak dikendalikan lalat buah dapat menyebabkan gagal panen. Banyak berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengendalikan serangan lalat buah antara lain pemakaian zat atraktan yaitu methyl-eugenol, tanaman perangkap (selasih), musuh alami (parasitoid), pemblongsongan buah, dan pemakaian insektisida nabati, dan
insektisida kimia. (Martono, 1996; Sutomo 2002; Yao 1985 dalam Sarwono 2003; Sunari 2003 komunikasi pribadi; Subiyakto 2003 komunikasi pribadi). Berdasar pada tingkat serangan dan kelimpahan populasi larva lalat buah maka tanaman belimbing Tasikmadu tampaknya mempunyai tingkat ketahanan yang moderat terhadap hama lalat buah. Walaupun demikian petani pemilik tanaman belimbing Tasikmadu tidak berani mengambil resiko terhadap serangan lalat buah, yaitu dengan melakukan kegiatan pemblongsongan buah. Wilayah Pengembangan dan Agroekologi Yang Sesuai
DAFTAR PUSTAKA

DR. D. Dwidjo Seputra. 1990.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Ir. L. Widarto. 1995.Perbanyakan Tanaman Dengan Biji. Setek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius. Jakarta.

Ir. Rini Widiarto. 1992.Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta

Ir. Zaenal Abidin. 1990.Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengantar Tumbuh. Angkasa.
Bandung

Rakimen Koesriningsih dan Sri Setyati Haryati. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor

1 komentar:

  1. mampir nich....
    oh ea,, ada sedikit info tentang kayu jabon, pernah tau ngak tentang kayu jabon.
    moga manfaat dech....

    BalasHapus