wong tani

Rabu, 02 Juni 2010


PENYAKIT TANAMAN CABE DAN INOVASI TEKNIK PENGENDALIAN DALAM UPAYA

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Berikut merupakan beberapa jjenis pestisida dari beberapa merk dagang yang dapat diaplikasikan pada beberapa tanaman semusim yang dibudidayakan, penggunaan pestisida harus memilki konsep yang actual sehingga pengendalian yang menggunakan pestisida) dapat lebih efisien dan tepat sasaran sehingga tujuan awal upaya pengendalian yaitu menyelamatkan hasil tanaman dapat dioptimalkan, penerapan system pengendalian seperti system rotasi pestisida, periodic penyemprotan seta waktu sangat mempengaruhi fungsi pestisida itu sendiri.

Realita dilapangan terjadi berbagai permasalahan akibat penggunaan pestisida, hal tersebut menjadikan permasalahan baru didalam dunia pertanian, beberapa inovasi telah bermunculan seperti penerapan pestisida alami, yang berasal dari bahan2 bukan sintesis, namun petani sampai saat ini masih enggan menggunakan pestisida tersebut atas berbagai alas an seperti hama lambat matinya, penyemprotan terlalu membutuhkan waktu yang cukup banyak(efisiensi tenaga kerja kurang) dll, disini saya sebagai seorang mahasiswa ingin mengetahui dan mencoba mencari bagaimana penyelesaian dari berbagai permaslahan yang terjadi di lapangan.

Penelitian yang saya lakukan ialah di daerah pertanian desa sempu, kota genteng kabupaten banyuwangi khusunya pada lahan pertanian cabe, hasil:

Ø Hama utama yang menyerang tanaman cabe pada usia dini ialah ulat bumi(agriotis),petani kebanyakan menggunakan teknik manual yaitu dengan cap JEMPOL yaitu pengendalian secara manual dengan memitas ulat tersebut , karena munculnya agriotis pada waktu malam hari jadi kegiatan dilakukan pada waktu malam hari.

PENGENDALIAN: penyakit ini setelah saya teliti dapat dikendalikan dengan pemberian suatu formulasi yang diberikan pada pangkal tanaman, formulasi mengandung:a) marsal bubuk, b)katul(dedak),yang dicampur dan dapat langsung digunakan

Ø Hama thrips (Thrips Sp.) thrips memiliki panjang tubuh sekitar + 1 mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bisa dilihat dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga. Serangan paling parah biasanya terjadi pada musim kemarau, namun tidak menutup kemungkinan pada saat musim hujan bisa juga terjadi serangan.

PENGENDALIAN: penyakit ini dapat dikendalikan dengan menggunakan confidor cair maupun confidor bubuk, agar tidak boros dapat dicampur dengan insektisida bersifat sistemik seperti prevaton dll.

Ø Hama mite/tungau bersifat parasit dimana dia merusak daun, batang maupun buah yang mengakibatkan perubahan warna dan bentuk. Pada tanaman cabe, serangannya adalah dengan menghisap cairan daun sehingga warna daun terutama pada bagian bawah menjadi berwarna kuning kemerahan , bentuk daun menjadi menggulung ke bawah dan akibatnya pucuk bisa mengering yang akhirnya menyebabkan daun rontok.. Tungau berukuran sangat kecil dengan panjang badan sekitar 0.5 mm, berkulit lunak dengan kerangka chitin. Seperti halnya thrips, hama ini juga berpotensi sebagai pembawa virus.

PENGENDALIAN: hama ini dapat ditanggulangi denganepmberian agrept, bakterisida yang diaplikasikan melalui penyemprotan pada batang tanaman.

Ø Hama Aphids, Aphids merupakan serangga hama tanaman cabe. Serangannya hampir sama dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-belang hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan. Tidak sepeti mite, kutu persik ini memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat karena selain bisa memperbanyak dengan perkawinan biasa, dia juga mampu bertelur tanpa pembuahan.

PENGENDALIAN: hama aphids secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprot insektisida Winder 100EC konsentrasi 0.5 – 1.00 cc/L.

Ø Ulat Grayak (Spodoptera litura) Hama ini tak berbeda dengan jenis ulat lain yang juga suka makan daun. Namun keistimewaannya adalah saat memasuki stadia larva, dia termasuk hewan yang sangat rakus. Hanya dalam waktu yang tidak lama, daun-daun cabe bisa rusak olehnya. Ulat yang setelah dewasa berubah menjadi sejenis ngengat ini akan memakan daun-daunan pada masa larva untuk menunjang perkembangan metamorfosis-nya. Ulat grayak tidak hanya menyerang tanaman cabe saja melainkan juga tanaman pisang, bawang, pepaya, kentang, padi, kacang dan lain-lain.

PENGENDALIAN : untuk cara yang efektif penyemprotan dilakukan terhadap ngengat dewasa yang hendak meletakkan telurnya pada tanaman inang .insektisida biologis Turex WP konsentrasi 1 – 2 gr/Lt.sumo 50ec,prevathon dll dapat digunakan untuk disemprotkan

Ø Layu Bakteri, bakteri penyebab layu merupakan penyakit kedua yang meresahkan petani setelah antraknosa. Penyebab layu bakteri ini adalah Pseudomonas solanacearum yang serangannya ditandai dengan gejala layu pada tanaman cabe yang mengalami kesembuhan pada waktu sore hari, tetapi lama kelamaan kelayuannya terjadi secara keseluruhan dan menetap. Bakteri ini biasanya ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa-sisa tanaman , pengairan, nematoda atau alat-alat pertanian. Selain itu bakteri ini mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah dalam keadaan tidak aktif. Bakteri layu cepat meluas terutama di tanah dataran rendah, gejala kelayuan yang mendadak seringkali tidak bisa diantisipasi. Tanaman yang sehat tiba –tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3 hari besoknya langsung mati. Itulah gambaran serangan penyakit layu yang sangat menyeramkan. Untuk memastikan penyebab layu tersebut kita bisa mengambil tanaman yang terserang , kemudian pangkal batangnya dibelah untuk direndam pada gelas yang berisi air bening. Apabila bakteri maka akan ditandai dengan keluarnya cairan berwarna coklat susu berlendir semacam asap yang keluar pembuluh batangnya di dalam air. Untuk mengatasinya tak ada jalan lain selain menyingkirkan tanaman yang terserang, dan tetap menjaga agar bedengan tanam selalu dalam kondisi kering di luar. Selain itu , melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sefamili bisa mengurangi resiko serangan penyakit tersebut. Secara kimiawi, penyakit ini dapat dicegah dengan menyiram larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 – 10 gr/liter pada lubang tanam sebanyak 200 ml/tanaman interval 10 – 14 hari dan dimulai saat tanaman mulai berbunga.

Ø Bercak DaunPenyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak berupa bulatan seperti cacar pada daun. Bila dibiarkan akan menyebabkan daun-daun cabe gugur sehingga pertumbuhan kurang optimal. Gejala pada daun tersebut ternyata baru serangan awal saja karena bila dibiarkan, akan menyerang batang, tangkai daun serta tangkai bunga. Seperti halnya layu bakteri, cendawan Cercospora capsici penyebab bercak daun ini dapat bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman. Pengendalian terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan membuang tanaman yang terserang sekaligus membersihkan sanitasi lingkungan tanaman. Secara kimia dapat juga dicegah dengan fungisida kontak bahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, Kocide 77WP, dan atau fungisida bahan aktif Mankozeb yaitu Victory 80WP.

Ø Antracnose merupakan penyakit yang sangat berbahaya dalam budidaya tanaman cabe, apabila tanaman terserang penyakit ini maka petani sangat sulit mengendalikan atau dapat dikatakan belum ada obatnya dan mencemaskan petani karena adanya penyakit ini buah cabe yang menunggu panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit ini. Sudah banyak petani yang menjadi korban keganasannya. Sekali tanaman cabe kita terkena antraknosa, maka akan sulit bagi kita untuk mengendalikannya. Oleh karena itu tindakan paling baik untuk penyakit ini adalah melakukan pencegahan sebelum terjadinya serangan. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit ini adalah adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair. Lama – kelamaan busuk tersebut akan melebar membentuk lingkaran konsentris. Dalam waktu yang tidak lama maka buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Penyebab penyakit ini tidak lain adalah jamur C. capsici. Jamur ini menyerang tidak pandang bulu, karena baik buah cabe yang masih hijau atau sudah masak pun tidak luput darinya. Penyakit ini sangat mudah menyebar ke buah atau tanaman lain. Penyebarannya tidak hanya melalui sentuhan antara tanaman saja melainkan juga bisa karena percikan air, angin, maupun melalui vektor. Tidak ada satu pun cara yang bisa dilakukan agar penyakit ini bisa 100% ,

UPAYA PENGENDALIAN:dengan kultur teknis yang baik, pembersihan atau pembuangan bagian tanaman yang sudah terserang agar tidak menyebar. Selain dengan cara budidaya yang baik, saat pemilihan benih harus kita lakukan secara selektif . Disarankan agar menanam benih cabe yang memiliki ketahanan terhadap penyakit pathek. Penggunaan benih sembarangan akan beresiko terjadinya serangan penyakit. Secara kimia, pengendalian penyakit ini dapat disemprot dengan fungisida bersifat sistemik yang berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, atau yang berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP. Ataupun dilakukan dengan cara pembuangan atau pencabutan tanaman yang terserang.

Perlu diperhatikan bahwa sebaiknya apabila dilakukan penyemprotan menggunakan bahan pestisida kimia maka hal utama harus diperhatikan ialah jangan mencampurkan bahan kimia yang terbukti berlawanan unsure sehingga larutan yang digunakan untuk penyemprotan lebih efektif, banyak petani yang mencampur campur pestisida namun hasilnya kurang efektif karena tidak semua pestisida dapat dicampurkan.

1 komentar:

  1. ma'af mas gimana kalau tentang walang? gimana cara antisipasinya.... trim

    BalasHapus